Jumat, 01 November 2013

SEJARAH MARGA - MARGA KARO DAN PENYEBARANNYA DI TANAH KARO

 
 
Dipostingan ini saya akan menjelaskan sebagian susunan marga Batak Karo yang khas dengan sebutan "Marga Silima" dan sejarah penyebarannya.

Merga Ginting
Merga Ginting terdiri atas beberapa Sub Merga seperti;

*Ginting Pase
Ginting Pase menurut legenda sama dengan Ginting Munthe. Merga Pase juga ada 
di Pak-Pak, Toba dan Simalungun. Ginting Pase dulunya mempunyai kerajaan di Pase dekat Sari 
Nembah sekarang. Cerita Lisan Karo mengatakan bahwa anak perempuan (puteri) Raja Pase 
dijual oleh bengkila (pamannya) ke Aceh dan itulah cerita cikal bakal kerajaan Samudera Pasai di 
Aceh.

*Ginting Munthe
Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munthe berasal dari Tongging, kemudian 
ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah dan terakhir ke Munthe. Sebagian dari 
merga Ginting Munthe telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga 
Munthe dari Toba ini kembali lagi ke Karo. Ginting Muthe di Kuala pecah menjadi Ginting 
Tampune.

* Ginting Manik
Ginting Manik menurut cerita masih saudara dengan Ginting Munthe. Merga ini 
berasal dari Tongging terus ke Aji Nembah, ke Munthe dan Kuta Bangun. Merga Manik juga 
terdapat di Pak-pak dan Toba.

* Ginting Sinusinga

* Ginting Seragih
Menurut J.H. Neumann , Ginting Seragih termasuk salah 
satu merga Ginting yang tua dan menyebar ke Simalungun menjadi Saragih, di Toba menjadi 
Seragi.

* Ginting Sini Suka
Menurut cerita lisan Karo berasal dari Kalasan (Pak-Pak), kemudian berpindah 
ke Samosir, terus ke Tinjo dan kemudian ke Guru Benua, disana dikisahkan lahir Siwah Sada 
Ginting ( Sembilan Satu Ginting), yakni :
o Ginting Babo
o Ginting Sugihen
o Ginting Guru Patih
o Ginting Suka (ini juga ada di Gayo/Alas)
o Ginting Beras
o Ginting Bukit (juga ada di Gayo/Alas)
o Ginting Garamat (di Toba menjadi Simarmata)
o Ginting Ajar Tambun
o Ginting Jadi Bata

Kesembilan orang merga Ginting ini mempunyai seorang saudara perempuan bernama Bembem br Ginting, yang menurut legenda tenggelam ke dalam tanah ketika sedang menari di Tiga Bembem atau sekarang Tiga Sukarame, kecamatan Munte.

* Ginting Jawak
Menurut cerita Ginting Jawak berasal dari Simalungun. Merga ini hanya sedikit saja 
di daerah Karo.

* Ginting Tumangger
 Marga ini juga ada di Pak Pak, yakni Tumanggor.

* Ginting Capah
 Capah berarti tempat makan besar terbuat dari kayu, atau piring tradisional Karo


Merga Karo-Karo
Merga Karo-Karo terbagi atas beberapa Sub Merga, yaitu :

* Karo-Karo Purba
Merga Karo-Karo Purba menurut cerita berasal dari Simalungun. Dia disebutkan 
beristri dua orang, seorang puteri umang dan seorang ular.
Dari isteri umang lahirlah merga-merga :
o PurbaMerga ini mendiami kampung Kabanjahe, Berastagi dan Kandibata.
o KetarenDahulu merga Karo-Karo Purba memakai nama merga Karo-Karo Ketaren. Ini terbukti 
karena Penghulu rumah Galoh di Kabanjahe, dahulu juga memakai merga Ketaren. Menurut 
budayawan Karo, M.Purba, dahulu yang memakai merga Purba adalah Pa Mbelgah. Nenek 
moyang merga Ketaren bernama Togan Raya dan Batu Maler (referensi K.E. Ketaren).
o SinukabanMerga Sinukaban ini sekarang mendiami kampung Kaban.

Sementara dari isteri ular lahirlah anak-anak yakni merga-merga :
o Karo-Karo Sekali Karo-Karo sekali mendirikan kampung Seberaya dan Lau Gendek, serta 
Taneh Jawa.
o Sinuraya/Sinuhaji Merga ini mendirikan kampung Seberaya dan Aji Siempat, yakni Aji Jahe, 
Aji Mbelang dan Ujung Aji.
o Karo-Karo Jong/Kemit Merga ini mendirikan kampung Mulawari.
o Karo-Karo Samura
o Karo-Karo Bukit

Kelima Sub Merga ini menurut cerita tidak boleh membunuh ular. Ular dimaksud dalam legenda Karo tersebut, mungkin sekali menggambarkan keadaan lumpuh dari seseorang sehingga tidak bisa berdiri normal.

* Karo-Karo Sinulingga
Merga ini berasal dari Lingga Raja di Pak-Pak, disana mereka telah menemui 
Merga Ginting Munthe. Sebagian dari Merga Karo-Karo Lingga telah berpindah ke Kabupaten 
Karo sekarang dan mendirikan kampung Lingga.
Merga ini kemudian pecah menjadi sub-sub merga, seperti :
o Karo-Karo Kaban Merga ini mendirikan kampung Pernantin dan Bintang Meriah,
o Karo-Karo Kacaribu Merga ini medirikan kampung Kacaribu.
o Karo- Karo Surbakti Merga Surbakti membagi diri menjadi Surbakti dan Gajah. Merga ini juga kemudian 
sebagian menjadi Merga Torong.

Menilik asal katanya kemungkinan Merga Karo-karo Sinulingga berasal dari kerajaan Kalingga di India. Di Kuta Buloh, sebagian dari merga Sinulingga ini disebut sebagai Karo-Karo Ulun Jandi. Merga Lingga juga terdapat di Gayo/Alas dan Pak Pak.

* Karo-Karo Kaban
Merga ini menurut cerita, bersaudara dengan merga Sinulingga, berasal dari 
Lingga Raja di Pak-Pak dan menetap di Bintang Meriah dan Pernantin.

* Karo-Karo Sitepu
Merga ini menurut legenda berasal dari Sihotang (Toba) kemudian berpindah ke 
si Ogung-Ogung, terus ke Beras Tepu, Naman, Beganding, dan Sukanalu. Merga Sitepu di 
Naman sebagian disebut juga dengan nama Sitepu Pande Besi, sedangkan Sitepu dari Toraja 
(Ndeskati) disebut Sitepu Badiken. Sitepu dari Suka Nalu menyebar ke Nambiki dan sekitar Sei 
Bingai. Demikian juga Sitepu Badiken menyebar ke daerah Langkat, seperti Kuta Tepu.

* Karo-Karo Barus
Merga Karo-Karo barus menurut cerita berasal dari Baros (Tapanuli Tengah). 
Nenek moyangnya Sibelang Pinggel (atau Simbelang Cuping) atau si telinga lebar. Nenek 
moyang merga Karo-Karo Barus mengungsi ke Karo karena diusir kawan sekampung akibat 
kawin sumbang (incest). Di Karo ia tinggal di Aji Nembah dan diangkat saudara oleh merga 
Purba karena mengawini impal merga Purba yang disebut Piring-piringen Kalak Purba. Itulah 
sebabnya mereka sering pula disebut Suka Piring.

* Karo-Karo Manik
Di Buluh Duri Dairi (Karo Baluren), terdapat Karo Manik.


Merga Peranginangin
Merga Peranginangin terbagi atas beberapa sub merga, yakni :

* Peranginangin Sukatendel
Menurut cerita lisan, merga ini tadinya telah menguasai daerah Binje 
dan Pematang Siantar. Kemudian bergerak ke arah pegunungan dan sampai di Sukatendel. Di 
daerah Kuta Buloh, merga ini terbagi menjadi :
o Peranginangin Kuta Buloh Mendiami kampung Kuta Buloh, Buah Raja, Kuta Talah (sudah 
mati), dan Kuta Buloh Gugong serta sebagian ke Tanjung Pura (Langkat) dan menjadi 
Melayu.
o Peranginangin Jombor Beringen Merga ini mendirikan, kampung-kampung, Lau Buloh, Mburidi, 
Belingking,. Sebagian menyebar ke Langkat mendirikan kampung Kaperas, Bahorok, dan 
lain-lain.

*Peranginangin Jenabun Merga ini juga mendirikan kampong Jenabun,. Ada cerita yang 
mengatakan mereka berasal dari keturunan nahkoda (pelaut) yang dalam bahasa Karo 
disebut Anak Koda Pelayar. Di kampung ini sampai sekarang masih ada hutan (kerangen) 
bernama Koda Pelayar, tempat pertama nahkoda tersebut tinggal.

* Peranginangin Kacinambun Menurut cerita, Peranginangin Kacinambun datang dari 
Sikodon-kodon ke Kacinambun.

* Peranginangin Bangun
 Alkisah Peranginangin Bangun berasal dari Pematang Siantar, datang ke 
Bangun Mulia. Disana mereka telah menemui Peranginangin Mano. Di Bangun Mulia terjadi suatu 
peristiwa yang dihubungkan dengan Guru Pak-pak Pertandang Pitu Sedalanen. Di mana 
dikatakan Guru Pak-pak menyihir (sakat) kampung Bangun Mulia sehingga rumah-rumah saling 
berantuk (ersepah), kutu anjing (kutu biang) mejadi sebesar anak babi. Mungkin pada waktu itu 
terjadi gempa bumi di kampung itu. Akibatnya penduduk Bangun Mulia pindah. Dari Bangun 
Mulia mereka pindah ke Tanah Lima Senina, yaitu Batu Karang, Jandi Meriah, Selandi, Tapak, 
Kuda dan Penampen. Bangun Penampen ini kemudian mendirikan kampung di Tanjung. Di Batu 
Karang, merga ini telah menemukan merga Menjerang dan sampai sekarang silaan di Batu 
Karang bernama Sigenderang.
Merga ini juga pecah menjadi :
o Peranginangin Keliat Menurut budayawan Karo, Paulus Keliat, merga Keliat merupakan pecahan dari rumah 
Mbelin di Batu Karang. Merga ini pernah memangku kerajaan di Barus Jahe, sehingga sering 
juga disebut Keliat Sibayak Barus Jahe.
o Peanginangin Beliter Di dekat Nambiki (Langkat), ada satu kampung bernama Beliter dan penduduknya 
menamakan diri Peranginangin Beliter. Menurut cerita, mereka berasal dari merga Bangun. 
Di daerah Kuta Buluh dahulu juga ada kampung bernama Beliter tetapi tidak ditemukan 
hubungan anatara kedua nama kampung tersebut. Penduduk kampung itu di sana juga 
disebut Peranginangin Beliter.

* Peranginangin Mano 
Peranginangin Mano tadinya berdiam di Bangun Mulia. Namun, 
Peranginangin Mano sekarang berdiam di Gunung, anak laki-laki mereka dipanggil Ngundong.

* Peranginangin Pinem
 Nenek moyang Peranginangin Pinem bernama Enggang yang bersaudara 
dengan Lambing, nenek moyang merga Sebayang dan Utihnenek moyang merga Selian di 
Pakpak.

* Peranginangin Sebayang Nenek Moyang merga ini bernama Lambing, yang datang dari Tuha di Pak-pak, ke 
Perbesi dan kemudian mendirikan kampung Kuala, Kuta Gerat, Pertumbuken, Tiga Binanga, 
Gunung, Besadi (Langkat), dan lain-lain. Merga Sembayang (Sebayang) juga terdapat di 
Gayo/Alas.

* Peranginangin Laksa 
Menurut cerita datang dari Tanah Pinem dan kemudian menetap di Juhar.

* Peranginangin Penggarun 
Penggarun berarti mengaduk, biasanya untuk mengaduk nila 
(suka/telep) guna membuat kain tradisional suku Karo.

* Peranginangin Uwir

* Peranginangin Sinurat 
Menurut cerita yang dikemukakan oleh budayawan Karo bermarga Sinurat 
seperti Karang dan Dautta, merga ini berasal dari Peranginangin Kuta Buloh. Ibunya beru 
Sinulingga, dari Lingga bercerai dengan ayahnya lalu kawin dengan merga Pincawan. Sinurat 
dibawa ke Perbesi menjadi juru tulis merga Pincawan (Sinurat). Kemudian merga Pincawan 
khawatir merga Sinurat akan menjadi Raja di Perbesi, lalu mengusirnya. Pergi dari Perbesi, ia 
mendirikan kampung dekat Limang dan diberi nama sesuai perladangan mereka di Kuta Buloh, 
yakni Kerenda.

* Peranginangin Pincawan 
Nama Pincawan berasal dari Tawan, ini berkaitan dengan adanya 
perang urung dan kebiasaan menawan orang pada waktu itu. Mereka pada waktu itu sering 
melakukan penawanan-penawanan dan akhirnya disebut Pincawan.

* Peranginangin Singarimbun 
Peranginangin Singarimbun menurut cerita budayawati Karo, Seh Ate 
br Brahmana, berasal dari Simaribun di Simalungun. Ia pindah dari sana berhubung berkelahi 
dengan saudaranya. Singarimbun kalah adu ilmu dengan saudaranya tersebut lalu sampailah ia 
di Tanjung Rimbun (Tanjong Pulo) sekarang. Disana ia menjadi gembala dan kemudian menyebar 
ke Temburun, Mardingding, dan Tiga Nderket.

* Peranginangin Limbeng 
Peranginangin Limbeng ditemukan di sekitar Pancur Batu. Merga ini 
pertama kali masuk literatur dalam buku Darwan Prinst, SH dan Darwin Prinst, SH berjudul 
Sejarah dan Kebudayaan Karo.

* Peranginangin Prasi
Merga ini ditemukan oleh Darwan Prinst, SH dan Darwin Prinst, SH di desa 
Selawang-Sibolangit. Menurut budayawan Karo Paulus Keliat, merga ini berasal dari Aceh, dan 
disahkan menjadi Peranginangin ketika orang tuanya menjadi Pergajahen di Sibiru-biru.


 Merga Sembiring
Merga Sembiring secara umum membagi diri menjadi dua kelompok yaitu Sembiring yang memakan anjing dan Sembiring yang berpantang memakan anjing.
* Sembiring Siman Biang (Sembiring yang memakan biang (anjing)

o Sembiring Kembaren Menurut Pustaka Kembaren, asal-usul merga ini terdiri dari Kuala Ayer 
Batu, kemudian pindah ke Pagaruyung terus ke Bangko di Jambi dan selanjutnya ke 
Kutungkuhen di Alas. Nenek moyang mereka bernama Kenca Tampe Kuala, berangkat 
bersama rakyatnya menaiki perahu dengan membawa pisau kerajaan bernama Pisau Bala 
Bari. Keturunannya kemudian mendirikan kampung Silalahi, Paropo, Tumba dan Martogan. 
Dari sana kemudian menyebar ke Liang Melas, saperti Kuta Mbelin, Sampe Raya, Pola Tebu, 
Ujong Deleng, Negerijahe, Gunong Meriah, Longlong, Tanjong Merahe, Rih Tengah dan 
lain-lain. Merga ini juga tersebar luas di Kab. Langkat saperti Lau Damak, Batu Erjong-Jong, 
Sapo Padang, Sijagat, dll.
o Sembiring Keloko Menurut cerita, Sembiring Keloko masih satu keturunan dengan Sembiring 
Kembaren. Merga Sembiring Keloko tinggal di Rumah Tualang, sebuah desa yang sudah 
ditinggalkan antar Pola Tebu dengan Sampe Raya. Merga ini sekarang terbanyak tinggal di 
Pergendangen, beberapa keluarga di Buah Raya dan Limang.
o Sembiring Sinulaki Sejarah merga Sembiring Sinulaki dikatakan juga sama dengan sejarah 
Sembiring Kembaren, karena mereka masih dalam satu rumpun. Merga Sinulaki berasal dari 
Silalahi.
o Sembiring Sinupayung Merga ini menurut cerita bersaudara dengan Sembiring Kembaren. 
Mereka ini tinggal di Juma Raja dan Negeri.
       Keempat merga ini boleh memakan anjing sehingga disebut Sembiring Siman Biang.

* Sembiring Singombak
Adalah kelompok merga Sembiring yang menghanyutkan abu-abu jenasah 
keluarganya yang telah meninggal dunia dalam perahu kecil melalui Lau Biang (Sungai Wampu).
Adapun kelompok merga Sembiring Singombak tersebut adalah sebagai berikut :
o Sembiring Brahmana Menurut cerita lisan Karo, nenek moyang merga Brahmana ini adalah 
seorang keturunan India yang bernama Megitdan pertama kali tinggal di Talu Kaban. 
Anak-anak dari Megit adalah, Mecu Brahmana yang keturunannya menyebar ke Ulan Julu, 
Namo Cekala, dan kaban Jahe. Mbulan Brahmana menjadi cikal bakal kesain Rumah Mbulan 
Tandok Kabanjahe yang keturunannya kemudian pindah ke Guru Kinayan dan keturunannya 
mejadi Sembiring Guru Kinayan. Di desa Guru Kinayan ini merga Brahmana memperoleh 
banyak kembali keturunan. Dari Guru Kinayan, sebagian keturunananya kemudian pindah ke 
Perbesi dan dari Perbesi kemudian pindah ke Limang.
o Sembiring Guru Kinayan Sembiring Guru Kinayan terjadi di Guru Kinayan, yakni ketika salah 
seorang keturunan dari Mbulan Brahmana menemukan pokok bambo bertulis (Buloh Kanayan 
Ersurat). Daun bambo itu bertuliskan aksara Karo yang berisi obat-obatan. Di kampung itu 
menurut cerita dia mengajar ilmu silat (Mayan) dan dari situlah asal kata Guru Kinayan (Guru 
Ermayan). Keturunannya kemudian menjadi Sembiring Guru Kinayan.
o Sembiring Colia Merga Sembiring Colia, juga menurut sejarah berasal dari India, yakni 
kerajaan Cola di India. Mereka mendirikan kampung Kubu Colia.
o Sembiring Muham Merga ini juga dikatakan sejarah, berasal dari India, dalam banyak praktek 
kehidupan sehari-hari merga ini sembuyak dengan Sembiring Brahmana, Sembiring Guru 
Kinayan, Sembiring Colia, dan Sembiring Pandia. Mereka inilah yang disebut Sembiring Lima 
Bersaudara dan itulah asal kata nama kampung Limang. Menurut ahli sejarah Karo. Pogo 
Muham, nama Muham ini lahir, ketika diadakan Pekewaluh di Seberaya karena perahunya 
selalu bergempet (Muham).
o Sembiring Pandia Sebagaimana sudah disebutkan di atas, bahwa merga Sembiring Pandia, 
juga berasal dari kerajaan Pandia di India. Dewasa ini mereka umumnya tinggal di Payung.
o Sembiring Keling Menurut cerita lisan Karo mengatakan, bahwa Sembiring Keling telah menipu 
Raja Aceh dengan mempersembahkan seekor Gajah Putih. Untuk itu Sembiring Keling telah 
mencat seekor kerbau dengan tepung beras. Akan tetapi naas, hujan turun dan lunturlah 
tepung beras itu, karenanya terpaksalah Sembiring Keling bersembunyi dan melarikan diri. 
Sembiring Keling sekarang ada di Raja Berneh dan Juhar.
(kata Keling juga ada di Wikipedia yakni orang India yang berasal dari Kalingga, India)
o Sembiring Depari Sembiring Depari menurut cerita menyebar dari Seberaya, Perbesi sampai 
ke Bekacan (Langkat). Mereka ini masuk Sembiring Singombak, di daerah Kabupaen Karo 
nama kecil (Gelar Rurun) anak laki-laki disebut Kancan, yang perempuan disebut Tajak. 
Sembiring Depari kemudian pecah menjadi Sembiring Busok. Sembiring Busok ini terjadi baru 
tiga generasi yang lalu. Sembiring Busok terdapat di Lau Perimbon dan Bekancan.
o Sembiring Bunuaji Merga ini terdapat di Kuta Tengah dan Beganding.
o Sembiring Milala Sembiring Milala, juga menurut sejarah berasal dari India, mereka masuk ke 
Sumatera Utara melalui Pantai Timur di dekat Teluk Haru. Di Kabupaten Karo penyebarannya 
dimulai dari Beras Tepu. Nenek moyang mereka bernama Pagit pindah ke Sari Nembah. 
Merka umumnya tinggal di kampung-kampung Sari Nembah, Raja Berneh, Kidupen, Munte, 
Naman dan lain-lain. Pecahan dari merga ini adalah Sembiring Pande Bayang.
o Sembiring Pelawi Menurut cerita Sembiring Pelawi diduga berasa dari India (Palawa). Pusat 
kekuasaan merga Pelawi di wilayah Karo dahulu di Bekancan. Di Bekancan terdapat seorang 
Raja, yaitu Sierkilep Ngalehi, menurut cerita, daerahnya sampai ke tepi laut di Berandan, 
seperti Titi Pelawi dan Lau Pelawi. Di masa penjajahan Belanda daerah Bekancan ini masuk 
wilayah Pengulu Bale Nambiki. Kampung-kampung merga Sembiring Pelawi adalah : Ajijahe, 
Kandibata, Perbesi, Perbaji, Bekancan dan lain-lain.
o Sembiring Sinukapor Sejarah merga ini belum diketahui secara pasti, mereka tinggal di 
Pertumbuken, Sidikalang, dan Sarintonu.
o Sembiring Tekang Sembiring Tekang dianggap dekat/bersaudara dengan Sembiring Milala. Di 
Buah Raya, Sembiring Tekang ini juga menyebut dirinya Sembiring Milala. Kedekatan kedua 
merga ini juga terlihat dari nama Rurun anak-anak mereka. Rurun untuk merga Milala adalah 
Jemput (laki-laki di Sari Nembah) / Sukat (laki-laki di Beras Tepu) dan Tekang (wanita). 
Sementara Rurun Sembiring Tekang adalah Jambe (laki-laki) dan Gadong (perempuan). Kuta 
pantekennya adalah Kaban, merga ini tidak boleh kawin-mengawin dengan merga 
Sinulingga, dengan alasan ada perjanjian, karena anak merga Tekang diangkat anak oleh 
merga Sinulingga.


Merga Tarigan
Ada cerita lisan (Darwin Prinst, SH. Legenda Merga Tarigan dalam bulletin KAMKA No. 010/Maret 1978 ) yang menyebutkan merga Tarigan ini tadinya berdiam di sebuah Gunung, yang berubah mejadi Danau Toba sekarang. Mereka disebut sebagai bangsa Umang. Pada suatu hari, isteri manusia umang Tarigan ini melahirkan sangat banyak mengeluarkan darah. Darah ini, tiba-tiba menjadi kabut dan kemudian jadilah sebuah danau. Cerita ini menggambarkan terjadinya Danau Toba dan migrasi orang Tarigan dari daerah tersebut ke Purba Tua, Cingkes, dan Tongtong Batu. Tiga orang keturunan merga Tarigan kemudian sampai ke Tongging yang waktu itu diserang oleh burung Sigurda-Gurda berkepala tujuh. Untuk itu Tarigan memasang seorang anak gadis menjadi umpan guna membunuh manok Sigurda-gurda tersebut.

Sementara di bawah gadis itu digali lobang tempat sebagai benteng merga Tarigan. Ketika burung Sigurda-gurda datang dan hendak menerkam anak gadis itu, maka Tarigan ini lalu memanjat pohon dan menyumpit (eltep) kepala burung garuda itu. Enam kepala kena sumpit, akan tetapi satu kepala tesembunyi di balik dahan kayu. Salah seorang merga Tarigan ini lalu memanjat pohon dan menusuk kepala itu dengan pisau. Maksud cerita ini mungkin sekali, bahwa pada waktu itu sedang terjadi peperangan, atau penculikan anak-anak gadis di Tongging. Pengulu Tongging merga Ginting Manik lalu minta bantuan kepada merga Tarigan untuk mengalahkan musuhnya tersebut

Beberapa generasi setelah kejadian ini, tiga orang keturunan merga Tarigan ini diberi nama menurut keahliannya masing-masing, yakni ; Tarigan Pertendong (ahli telepati), Pengeltep (ahli menyumpit) dan Pernangkih-nangkih (ahli panjat). Tarigan pengeltep kawin dengan beru Ginting Manik. Diadakanlah pembagian wilayah antara penghulu Tongging dengan Tarigan Pengeltep. Tarigan menyumpitkan eltepnya sampai ke Tongtong Batu. Tarigan lalu pergi kesana, dan itulah sebabnya pendiri kampung (Simantek Kuta) di Sidikalang dan sekitarnya adalah Tarigan (Gersang). Tarigan Pertendong dan Tarigan Pernangkih-nangkih tinggal di Tongging dan keturunannya kemudian mejadi Tarigan Purba, Sibero, dan Cingkes, baik yang di Toba maupun yang di Simalungun. Beberapa generasi kemudian berangkatlah dua orang Merga Tarigan dari Tongtong Batu ke Juhar, yang kemudian di Juhar dikenal sebagai Tarigan Sibayak dan Tarigan Jambor Lateng. Tarigan Sebayak mempunyai nama rurun Batu (laki-laki) dan Pagit (perempuan). Sementara nama rurun Tarigan Jambor Lateng adalah Lumbung (laki-laki) dan Tarik (perempuan). Kemudian datang pulalah Tarigan Rumah Jahe dengan nama rurun Kawas (laki-laki) dan Dombat (wanita).

Adapun cabang-cabang dari merga Tarigan ini adalah sebagai berikut :
* Tarigan Tua
kampung asalnya di Purba Tua dekat Cingkes dan Pergendangen
* Tarigan Bondong 
di Lingga

* Tarigan Jampang
di Pergendangen

* Tarigan Gersang
di Nagasaribu dan Beras Tepu

* Tarigan Cingkes
di Cingkes

* Tarigan Gana-gana
di Batu Karang

* Tarigan Peken
di Sukanalu dan Namo Enggang

* Tarigan Tambak
di Kebayaken dan Sukanalu

* Tarigan Purba
di Purba

* Tarigan Sibero
di Juhar, Kuta Raja, Keriahen Munte, Tanjong Beringen, Selakar, dan Lingga

* Tarigan Silangit
di Gunung Meriah (Deli Serdang)

* Tarigan Kerendam
di Kuala, Pulo Berayan dan sebagian pindah ke Siak dan menjadi Sultan disana

* Tarign Tegur
di Suka

* Tarigan Tambun
di Rakut Besi dan Binangara

* Tarigan Sahing
di Sinaman



Bila ad teman-teman yg membaca dan menemukan sumber yg menjelaskan Sejarah Marga Karo Dan Penyebaran yang lebih lengkap dan terperinci tolong d bagi linknya yah....
hahaha

sumber saya dapat dari link yg sudah di sahkan dan di akui oleh mentri kebudayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar